Integrasi Inisiatif ekonomi Hijau Dalam Rencana Kerja Pemerintah Nagari di Kabupaten Padanag Pariaman
/in Liputan /by AdminPADANG PARIAMAN – ECHO Green mengadakan serangkaian kegiatan “Integrasi Inisiatif Ekonomi Hijau dalam Rencana Kerja Pemerintah Nagari” yang bertempat di Hotel Axana Padang, Sumatera Barat. (17/11/2022)
Peserta yang terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 16 dan 17 november 2022 ini dihadiri oleh perwakilan 25 Nagari dampingan ECHO Green dan 1 Nagari di luar Echo Green.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung replikasi inisiatif ekonomi hijau di sektor pertanian masuk ke dalam RPJMD di tingkat desa. Dimana peran perempuan dan generasi muda tani sebagai aktor utama pembangunan desa/nagari yang inklusif dan berkelanjutan.
Program Manager Echo Green Padang Pariaman, Ramadhaniati menyampaikan dalam kegiatan Integrasi Inisiatif Ekonomi Hijau dalam Rencana Kerja Pemerintah Nagari di Kabupaten Padang Pariaman ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bagi pemerintah nagari dalam perencanaan nagari yang inklusif.
Selain itu, Ramadhaniati mengungkapkan kegiatan ini juga bertujuan untuk mainstreaming inisiatif-inisiatif lokal untuk ekonomi hijau yang sudah dilakukan dalam program ECHO Green di tingkat nagari agar mendapatkan dukungan dari pemerintah nagari melalui perencanaan nagari.
Ali Waldana selaku Wali Nagari Kampuang Galapuang, Kecamatan Ulakan Tapakis mengucapkan terima kasih terhadap program ECHO Green khususnya selama pembuatan PERNA (Peraturan Nagari).
“ECHO Green memberikan pengetahuan bagaimana membuat kebijakan sesuai dengan teknis dan regulasi. Proses RKP dibutuhkan oleh Nagari, karena selama ini Nagari kurang mengetahui aspek teknis dan regulasi saat Menyusun RKP”, Ucapnya.
Pada hari kedua, Agung Wijaya Fasilitator dari Echo Green mengajak peserta dari perwakilan 25 Nagari dampingan ECHO Green dan 1 nagari di luar ECHO Green untuk praktek proses penginputan perencanaan nagari ke dalam aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskuedes). Aplikasi Siskeudes ditujukan kepada aparat pemerintah desa untuk memudahkan pengelolaan keuangan desa mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaporan/pertanggungjawaban.
Sampai saat ini ECHO Green di Kabupaten Padang Pariaman sudah melakukan berbagai kegiatan dan salah satunya adalah promosi model ekonomi hijau (pertanian ramah lingkungan yang inklusif). Praktek baik yang sudah dilakukan selama ini diharapkan dapat menjadi bahan pelajaran dan dapat diadopsi oleh pemerintahan Nagari dampingan program dalam perencanaan Nagari.
Memfasilitasi Studi Banding Perempuan dan Kelompok Tani Muda ke Inisiatif Hijau Lainnya Untuk Sektor Lain di Lombok Timur
/in Liputan /by AdminLombok Timur- ECHO Green Lombok Timur lakukan kegiatan studi banding antar kelompok perempuan dan generasi muda tani ke inisiatif hijau lainnya dan untuk sektor lain seperti, perikanan, pariwisata dan industri kreatif lainnya, pada Selasa (20/12/2022).
Kelompok perempuan dan generasi muda tani dampingan ECHO Green menyambangi Kelompok Jarpuk Rindang sebagai kelompok perempuan pengelola bisnis lokal.
SDC Subdistrik Koordinator Echo Green Ida Laely menyebutkan, Kegiatan studi banding ini untuk memfasilitasi kelompok-kelompok dampingan dalam mengembangkan dan memiliki ide-ide baru dalam mengembangkan program ekonomi hijau (ECHO Green).
“Kegiatan studi banding ini dalam rangka memfasilitasi kelompok perempuan dan generasi muda tani dampingan untuk belajar tentang pengelolaan konsep ekonomi hijau dan menumbuh kembangakn organisasi yang telah dibentuk,” sebut Ida Laely.
Peserta studi banding merupakan perwakilan dari kelompok yang telah dibentuk di desa-desa dampingan sebanyak 15 orang dari Kec. Sambelia 5 orang, Kec. Suela 5 orang dan 5 orang dari Kec. Sembalun.
Program ECHO Green sudah dilaksanakan sejak tahun 2020 di Kabupaten Lombok Timur untuk 3 kec. sembalun, Kec. Sambelia dan Kec. Suela yang bertujuan untuk mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan generasi muda di sektor pertanian, dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif guna mendukung pencapaian SDG 2, SDG 5, dan SDG 8.
“Kegiatan studi banding ini dalam rangka memperkenalkan inisiatif ekonomi hijau lainnya kepada kelompok generasi muda dan perempuan tani yang sudah dibentuk oleh ECHO Green ” ungkap Subhan.
Menurutnya, bahwa ekonomi hijau adalah, aktivitas ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Ekonomi hijau ingin menghilangkan dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam khususnya dibidang pertanian.
“Berdasarkan konsep diatas maka dalam kegiatan studi banding peserta diharapkan lebih banyak mengenal inisiatif-inisiatif terkait pengembangan ekonomi hijau di sektor lain,”sebut dia.
Abdul Muis selaku salah satu SDC Subdistrik Koordinator ECHO Green menambahkan bahwa kegiatan yang sudah dilakukan dalam bentuk sekolah lapang dengan materi dan berbagai pelatihan peningkatan kapasitas kelompok yang telah dibentuk perlu untuk melakukan pengembangan dan berinovasi untuk ekonomi hijau.
“Mempelajari proses-proses pertumbuhan kelompok yang mendorong inisiatif ekonomi hijau lainnya menjadi terobosan untuk mendapatkan inovasi baru dalam pengembangan ekonomi hijau”, tambahnya.
Selain berbagai pengalaman dalam pengembangan juga untuk memperkenalkan proses-proses ekonomi hijau, pemasaran dan pertumbuhan organisasi yang telah dibentuk.
Peningkatan Kapasitas Teknik Lobi Bagi Kelompok Perempuan dan Generasi Muda Tani Untuk Mengembangkan dan Perluasan Akses Pemasaran Komoditas yang Lebih Luas
/in Liputan /by AdminGrobogan – ECHO Green melakukan kegiatan peningkatan kapasitas Teknik lobi bagi kelompok perempuan dan generasi muda tani untuk pengembangan dan perluasan akses pemasaran komoditas yang lebih luas. (14/12/2022)
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tanggal 13-14 desember 2022 diikuti oleh 26 orang dari perwakilan perempuan dan generasi muda tani, turut hadir dalam fasilitasi ini Kepala Dinas Kabupaten Grobogan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Wakil Ketua KADIN, Koperasi Jagad Kasih serta Koperasi Pemasaran Karya Putra Bangsa.
ECHO Green mengungkapkan dalam rangka menguatkan kapasitas apara Anggota kelompok perempuan dan generasi muda tani dalam bidang pemasaran serta memfasilitasi mereka menemukan akses pasar lebih luas, terutama bagi komoditas yang prioritas , mulai dari produk pertanian dalam bentuk bahan baku hingga produk olahan ini dilakukan untuk menciptakan Green Economi.
Kadis Pertanian Kabupaten Grobogan Bapak Sunanto menjelaskan system pasar harus ada aturan-aturan yang harus dilakukan,bagaimana cara membeli dan bagaimana cara menjual, dalam arti petani untung, pedagang juga untung(jadi harus seimbang). Sector pertanian bukan sector pinggiran, sector pertanian bukan berarti kalah dari sector lainnya. Contohnya ketika semua mengalami inflasi,tetapi sector pertanian malah mengalami kenaikan.
“pasar adalah suatu hal yang kita ciptakan dan pasar itu bis akita taklukkan, kita harus optimis,” Jelasnya.
Bapak Darsono dari Dinas Perinsudtrian dan Perdagangan mengatakan latar belakang laber perdagangan telah di atur dalam undang-undang 36 tahun 2009, PP nomor 69/1999 tentang label dan iklan pangan. Label pangan adalah keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya yang disertakan pada pangan, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, dicetak pada atau merupakan bagian kemasan pangan.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Bapak Irwan Sudaryanto mengatakan bahwa pertanian telah mendukung perekonomian bangsa dengan menjadi penyumbang terbesar ketiga bagi PDB. Usaha pertanian modern kini tidak memerlukan lahan yang luas.
Turut memberikan materi dari Koperasi Pemasaran Jagad Kasih Kamulyan yang di wakili oleh bapak Sauki dan Bapak Felix memberikan gambaran teoritis penjualan sebuah produk.
Anggi Hanurita selaku Ketua Koperasi Pemasaran Karya Putra Bangsa juga hadir. Dalam materinya ia memaparkan koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat, sehat, mandiri, modern dan berdaya saing berdasarkan prinsip koperasi dan mendukung usaha mikro, kecil dan menengah serta kewirausahaan, sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional.
“Koperasi adalah kumpulan orang-orang yang mencerdaskan. Koperasi dan usaha kecil dan menengah perlu mengembangkan koperasi modern melalui pelaksanaan model multi pihak yang melibatkan kepentingan para pihak,”Ungkapnya.
Di akhir kegiatan pasa peserta saling berbagi praktik baik salah satunya bapak Mulyadi dari Desa Pulutan yang sudah mencoba bermacam-macam usaha, contohnya menanam bawang merah, ternak ayam petelur, ternak ayam pedaging, ternak bebek. Dan sekarang sudah menandatangani MOU dengan Koperasi Karya Putra Bangsa untuk pembibitan kelengkeng dan durian di lahan bapak Mulyadi yang nanti kedepannya juga akan dibuat Agro Wisata Edukasi.
Dengan dukungan SAID, desa Mantan, Tua’ Abang dan Marsedan Raya di Kapuas Hulu mengaku siap mengikuti Program Desa Cerdas KEMENDESA PDTT, meski tidak diusulkan Kabupaten
/in Liputan /by AdminUntuk mendukung tata kelola Desa Cerdas sesuai dengan program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Yayasan Penabulu, melalui proyek RESPONSIBLE AND SUSTAINABLE INDONESIA PALM OIL PLANTATION (RESBOUND) yang didanai oleh Uni Eropa telah mengembangkan Sistem Administrasi dan Informasi Desa (SAID). Untuk tahap pertama SAID diterapkan di 3 desa Model CCSR di Kecamatan Semitau dan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu di desa Marsedan Raya, Tua’ Abang dan desa Mantan. “Diharapkan dari 3 desa model tersebut penerapan SAID dapat direplikasi oleh desa-desa lainnya sehingga penerapan digitalisasi administrasi dan informasi desa dapat meluas dan mendukung Program Desa Cerdas KEMENDESAPDTT,” ungkap Stephanus Mulyadi, Koordinator RESBUOUND KALBAR. Desa Marsedan Raya, Desa Tua’ Abang dan desa Mantan memang tidak termasuk 15 Desa Cerdas yang diajukan oleh Kabupaten Kapuas Hulu. Namun ketiga desa yang menjadi model desa CCSR ini secara mandiri mengaku siap menerapkan program desa Cerdas secara mandiri, karena Desa Cerdas dinilai merupakan program yang bagus bagi kemajuan desa.
Aktivitas pengembangan Sistem Administrasi dan Informasi Desa di 3 desa model tersebut berlangsung selama 4 bulan. Tahap pertama dilakukan pengembangan sistem, survey dan pelatihan pengumpulan data yang berlangsung 1-7 September 2021 lalu. Kemudian dilanjutkan pengumpulan data secara partisipatif oleh enumerator dari ketiga desa tersebut. Dan pada tahap ketiga pengembangan aplikasi SAID, training partisipatif dan asistensi penginputan data serta sosialisasi dan submit data ke aplikasi SAID, yang berlangsung dari tanggal 20-22 Januari 2022 di aula kantor desa Marsedan Raya. “Keunggulan SAID adalah selain memiliki tools yang lengkap terkait informasi dan data penting desa, termasuk data komoditas unggulan desa, juga sangat mudah dioperasikan oleh SDM yang ada di desa serta ofline. Jadi tidak membutuhkan jaringan internet untuk menjalankan aplikasi SAID. Hal itu dimaksudkan untuk membantu desa-desa yang belum terjangkau jaringan internet. Jika desa sudah memiliki website, SAID tinggal diintergrasikan saja ke website desa,” jelas Stephanus Mulyadi.
Saat membuka training, Bapak Wan Meyadi, S.AP, Sekcam Semitau, mengungkapkan bahwa data memang sangat penting bagi desa. Dengan data yang lengkap dan akurat ditunjang sistem data yang bagus, desa akan sangat mudah merencanakan dan menentukan arah pembangunan desa. Oleh karena itu Wan Meyadi menyampaikan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada RESBOUND atas dukungannya terhadap desa di kecamatan Semitau dan Suhaid. Selain itu, saat ini penting sekali desa memiliki data digital yang akurat dan mudah diakses terutama menyangkut data warga dan data potensi desa. Kehadiran SAID menambah lagi sumbangan RESBOUND dalam mendukung penguatan kapasitas pemerintah desa dalam tata kelola desa dan menjalin kemitraan multi pihak dengan perusahaan yang ada di wilayah mereka serta dengan pemerintah kabupaten. Itu sangat kita apresiasi, pungkas Wan Meyadi,
Sementara itu Bapak Made, mewakili Camat Suhaid, mengingatkan agar peserta dapat benar-benar memanfaatkan kesempatan training itu dengan sebaik-baiknya. Karena dengan adanya aplikasi SAID ini tentunya sangat membantu aparatur desa dalam meningkatkan pelayanan kepada wargannya. Dalam kesempatan yang sama Kapolsek Semitau juga mengaku sangat terbantu dengan adanya SAID di desa. “Dengan adanya aplikasi SAID ini tentu desa juga dapat mendata ladang dan kebun warga sehingga memudahkan pihak keamanan membantu untuk meminimalisir bencana kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya.
Eko Sujatmo, dari Desa Lestari yang merupakan trainer kegiatan tersebut menjelaskan bahwa tata kelola desa berbasis system data sangat penting dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. Keberhasilan pembangunan desa adalah hasil dari perencanaan pembangunan desa yang baik, yang memberikan gambaran tujuan yang ingin dicapai dan strategi dalam mencapainya, sekaligus menjadi pedoman bagi pemerintahan desa dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan perencanaan yang baik desa dapat memperkirakan asumsi baik dan buruk yang nantinya dapat terjadi sehingga dapat meminimalkan ketidakpastian. Perencanaan juga memberikan kesempatan pemerintah desa untuk memilih berbagai strategi terbaik dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu perencanaan harus rasional, bukan berdasarkan emosi dan perkiraan-perkiraan yang tidak berdasar. Dan yang terpenting adalah perencanaan harus dimulai dari fakta dan berbasiskan data yang akurat dan terkelola dengan baik. Di situlah SAID mendapat arti pentingnya, kata Eko Sujatmo.
Mudahnya melakukan perencanaan desa ketika sudah memiliki data dirasakan oleh peserta pelatihan saat mereka mendapat tugas latihan perencanaan pembangunan desa. Mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk merencanakan aktifitas pembangunan desa karena sudah memiliki data. “Memang, kita akan sangat mudah dalam menyusun rencana pembangunan desa ketika semua data di desa sudah kita miliki dan tentunya pembangunan di desa akan tepat sasaran karena didasari dengan data yang jelas, “ ungkap Moses Sion, Kades Mantan yang juga menjadi peserta pelatihan SAID.
Secara teknis peserta juga diajari bagaimana menginstal software aplikai SAID dan cara mengentry data ke aplikasi. Yudis, trainer teknis mengajari pserta langkah-demi langkah, Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan fitur dan alur operasional aplikasi SAID. Setelah itu peserta didampingi dalam pengisian form system dan dengan begitu aplikasi SAID sudah dapat digunakan sesuai kebutuhan di desa. Sebuah catatan penting diberikan adalah data yang diambil oleh enumerator yang ditugaskan desa harus benar-benar akurat sesuai dengan kondisi dilapangan. Diakhir pelatihan para peserta mengaku sangat puas atas training SAID dan menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada RESBOUND yang sudah menjawab kebutuhan pemerintahan desa akan adanya aplikasi data yang berbasis offline. Kegiatan workshop dan pelatihan perencanaan pembangunan desa berbasis system data untuk mendukung tata kelola desa cerdas secara resmi juga ditutup oleh Stephanus Mulyadi, Kordinator proyek RESBOUND [Jun-AC.3.6]
Kadis PMD Kapuas Hulu Apresiasi Inovasi Desa yang Dilakukan Desa Marsedan Raya dan Resbound
/in Liputan /by AdminMarsedan Raya RESBOUND – Rasa penasaran mendengar banyak cerita tentang kemajuan Desa dan BUMDES Desa Marsedan Raya setelah didampingi dalam proyek RESBOUND, membuat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kapuas Hulu, Alpinsyah, S.E., M.Si tertarik untuk datang langsung mengunjungi desa Marsedan Raya. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Sabtu 10 April 2021, Kadis PMD langsung mengunjungi kantor RESBOUND di Jl. Dogom Siregar, di kompleks kantor Desa Marsedan Raya. Tidak tanggung-tanggung. Dalam kunjungan tersebut Kadis PMD membawa perwakilan semua Bidang di dinas PMD. Bahkan bidang Pembinaan Administrasi Desa yang menjadi leading sector Lomba Desa, yang datang adalah Kabid dan Kasinya.
“Kunjungan ini sengaja tidak diberitahukan sebelumnya. Supaya kami bisa melihat desa seperti apa adanya,” jelas Alpiansyah. Kepala Dinas PMD mengaku sangat bangga dan takjub dengan kemajuan desa Marsedan Raya. Terutama BUMDES MARSEDAN JAYA yang berhasil meraup keuntungan besar dalam waktu kurang dari setahun sejak beroperasinya berkat menerapkan strategi MULTI STAKE HOLDER PARTNERSHIP (MSP).
“Ternyata apa yang saya dengar tentang kemajuan desa dan BUMDES desa Marsedan ini benar. Kita sangat mengapresiasi itu. Sekarang saya melihat sendiri semua itu,” kata Alpiansyah saat menikmati makan malam di salah satu warung Pusat Kuliner Malam Bumdes Marsedan Jaya ditemani CAmat Semitau dan Kepala Desa Marsedan Raya.
Setelah manikmati makan malam Kadis PMD berserta rombongan beralih ke arena “layar tancap” di depan BUMDES. Layar tancap memang selalu diadakan oleh tim RESBOUND di arena Pusat Kuliner Malam. Selain untuk menarik pengunjung juga untuk menyampaikan informasi-informasi terkait inovasi pembangunan desa serta video pembelajaran RESBOUND. Kebetulan malam itu layar tancap akan menayangkan film documenter RESBOUND tentang Desa CCSR dan video pembelajaran RESBOUND yang baru saja diproduksi oleh PENABULU.
Ditanya tentang kesannnya usai acara Nonton Bareng (NOBAR) film dokumenter RESBOUND yang berjudul “Membangun Desa CCSR”, Alpiansyah menilai sangat positif. “Sangat terkesan. Kerjasama multi pihak yang sudah diterapkan di desa Marsedan Raya, seperti yang diceritakan dlam film, telah membawa banyak kemajuan bagi desa. Pasti ada actor hebat dibalik kemajuan ini. Seperti yang saya dengar tadi ada kerjasama antara BUMDes, antara stakeholder di desa, Pemerintah Desa, warung-warung masyarakat. Kemudian, khusus bagi desa di dalam perkebunan sawit, apa yang sudah terjadi di Marsedan Raya (kerjasama dengan perusahaan red) bisa dicontoh oleh Kepala Desa dan pelaku-pelaku pembangunan lainnya di desa, seperti PKK, BUMDes, BPD dan lainnya,”ungkap Kadis PMD.
Ditanya apa alasannya membawa perwakilan semua bidang di Dinas PMD dalam kunjungan ke desa AMrsedan Raya, Alpiansyah mengaku memang ingin semua bidang di DPMD bisa melihat apa yang terjadi di desa Marsedan Raya. “Dan terus terang, kita ingin belajar juga. Terutama bagaimana Desa Marsedan Raya yang didampingi RESBOUND mampu melakukan lobby kepada pengusaha perkebunan kelapa sawit untuk bersama-sama berkontribusi supaya desa – desa di wilayah perkebunan sawit bisa sejahtera.
“Yang menarik dari pesan di film tadi adalah agar kerjasama itu terjadi, kita tidak boleh saling menunggu. Sebaliknya kita harus aktif, berinisiatif. Kita harus mencari,” tegas Alpiansyah.
“Dari kerjasama antara desa dan perusahaan ada symbiosis mutualisma di situ. Kerjasama yang saling menguntungkan. Ketika kedua belah pihak sama-sama merasakan keuntungan di dalamnya, maka secara alamiah kerjasama ini akan menjadi lebih baik ke depan,” lanjut Alpiansyah ketika mengomentari video pembelajaran “Bagaimana mengintegrasikan program CSR perusahaan ke dalam perencanaan pembangunan Desa” yang diproduksi oleh RESBOUND.
Kepada Kepala Desa Marsedan Raya, Alpiansyah berharap agar Kepala Desa dan pihak RESBOUND selaku inisiator pendekatan Multi Stakeholder Partnership dalam pembangunan desa mau membagi ilmunya kepada desa-desa lain juga.[SM]
Pendampingan Lanjutan Pembangunan Agroforestry Jeruk di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir
/in Liputan /by MAYA MavianiPada program sebelumnya kegiatan Agroforestry di desa Muara Medak yaitu dengan bantuan benih Jeruk, bantuan ini diberkan kepada kelompok petani yang ada di desa Muara Medak. Tanaman Jeruk merupakan salah satu tanaman yang potensial di tanam dilahan gambut, pada program lanjutan kali ini dilakukan proses pendampingan kelompok dengan merencanakan kegiatan terkait dengan pemeliharaan tanaman salah satunya yaitu merencanakan kegiatan untuk mengurangi serangan hama dan penyakit serta bagaimana memacu pertumbuhan jeruk sehingga bisa menghasilkan buah yang bagus dan bernilai jual tinggi.
Pertemuan dangan Komandan Rayon Militer Wilayah Kecamatan Bayung Lencir
/in Liputan /by MAYA MavianiKonsep Desa Tanggap Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan merupakahan pengembangan strategi pencegahan Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan yang insetif-kolaboratif berbasis desa. Konsep ini tidak hanya membutuhkan peran aktif desa-desa yang wilayahnya rawan terjadinya kebakaran tetapi perlu juga dukungan berbagai pihak salah satunya adalah peran serta Komando Rayon Militer (Koramil) untuk pendamping program Yayasan Penabulu wilayah desa Muara Medak Kecamatan Bayung Lencir berinisiatif melakukan pertemuan dengan Danramil wilayah Kecamatan Bayung Lencir, pertemuan ini sebagai upacaya untuk menggalang dukungan terhadap konsep ‘Desa Tanggap Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan”
Dalam pertemuan kali ini Danramil wilayah kecammatan Bayung Lencir sangat setuju dengan adanya konsep ini, dimana melibatkan desa dan menyadarkan bahwa desa serta masyarakat desa menjadi bagian terpenting dalam upaya pencegahan dan pemandaman kebakaran sejak dini.
BERITA MEDIA
- PRESS RELEASE : European Union support reveals the green economy potential of 99 Indonesian villages
- SIARAN PERS : Program Uni Eropa membuka potensi ekonomi hijau di 99 desa di Indonesia
- Banyak yang Berubah di Lahat Setelah Ekspedisi Menulis Datang
- Model Desa CCSR Mampu Percepat Kesejahteraan Masyarakat
DOKUMENTASI LAPANGAN
- Penabulu Memperkuat Kelompok Disabilitas dan Kelompok Perempuan di Kabupaten Probolinggo Berdaya
- RESBOUND – Bupati Kapuas Hulu Menghadiri Peluncuran Pilot Proyek Model Desa CCSR di desa Marsedan Raya
- Peluncuran Platform iHub simpulmadani
- Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel: Cegah dan Sinergi Sekarang! (September, 2020)
- BUMDES Marsedan Jaya – Implementasi Pendekatan CCSR