Pertemuan dengan Perangkat Desa Singapure dan Masyarkata Dusun 4 dan 5 Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat

Pada tanggal 26 Agustus 2020n dilaksanakan pertemuan bertempat di dusun 4, desa Singapure, Kecamatan Kota Agung. Pertemuan ini dihadiri oleh tim pendamping Yayasan Penabulu dengan Sekretaris desa Singapure, Kepala Dusun 4 dan 5 serta masyarakatan dusun 4 dan 5. Dusun 4 dan 5 desa Singapure merupakan pemukiman yang terletak di Kawasan Hutan Lindung Gunung Patah ( Hutang Lindung adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar fungsi-fungsi ekologisnya—terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah—tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya), dalam pertemuan ini di diskusikan  tentang pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan melalui skema agroforestry pada Kawasan perijinan Perhutanan Sosial Hkm di dusun 4 dan 5 desa Singapure. Masyarakat di dusun 4 dan 5 desa Singapure sudah melakukan praktek-praktek pemanfaatan lingkungan yaitu dengan pengembangan energi terbarukan yaitu PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) secara swadaya degan memanfaatkan aliran sungai Endikat.

Pertemuan dengan Ketua Forum Kepala Desa Kecamatan Kota Agung

Pada tanggal 24 Agustus 2020, tim Yayasan Penabulu mengadakan pertemuan dengan Ketua Forum Kepala Desa kecamata Kota Agung yaitu Bapak Arsito Hasan yang juga merupakan kepala desa Singapure, kecamatan Kota Agung. Forum Kepala Desa sebagai wadah komunikasi dan koordinasi antar kepala desa di kecamatan Kota Agung. Pertemuan ini adalah  yang kedua, yang pertama agendanya adalah perkenalan tim dan penjelasan tentang rencana program yang akan dilaksanakan, pada pertemuan kedua ini lebih dalam berdiskusi terkait situasi dan kondisi desa-desa di kecamatan Kota Agung secara umum serta permasalah-permasalah apa saja yang sering terjadi terkait dengan pelaksanaan pembangunan desa. Bapak Arsito Hasan sebagai ketua Forum Kepala Desa kecamatan Kota Agung akan membantu mengkomunikasikan dan mensosialiasikan program yang akan dilaksanakan di beberapa desa di wilayah kecamatan Kota Agung.

Patroli Pemantauan Titik Api di Dusun 4 dan 9 Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir

Pada tanggal 25 Agustus 2020, Yayasan Penabulu bersama-sama dengan anggota Kelompok Masyarakat Desa Muara Medak (KMPA Terentang Jaya) melakukan sosialisasi dan patrol untuk memantau titik api di dusun 9 dan 4 desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, kegiatan patroli ini sebagai salah satu upacaya mencegah meluasnya kejadian kebakaran hutan dan lahan khususnya di desa Muara Medak. Peran masyarakat dalam upacaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan sangat penting sekali, agar supaya kegiatan upaya  pencegahan kebakaran hutan  dan lahan bisa efektif dan efisien maka perlu dibangun system koordinasi yang jelas ditataran Kelompok Masyarakat Peduli Api (KMPA) yang ada di wilayah desa Muara Medak.

Pertemuan dengan Perangkat Desa Tunggul Bute, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat

Desa Tunggul Bute, berada diwilayah kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, desa Tunggul Bute berada ketinggian 1.400 – 2.000 meter dari permukaan laut, dengan luas 6.514 hektar dan jumlah penduduk sekitar 1911 jiwa. Pada tanggal 22 Agustus 2020 Yayasan Penabulu melaksanakan pertemuang dengan perangkat desa Tunggul Bute, pertemuan kali ini untuk mensosialiasasikan rencana pelaksanaan program yang akan dilaksanakan salah satunya di desa Tunggul Bute, pemerintahan desa Tunggul Bute menyambut baik rencana program yang akan dilaksanakan di desanya.

Terdapat kendala ketersediaan jaringan telpon dan internet di desa Tunggul Bute, meskipun di beberapa titik khususnya di dekat eks barak PT.Supreme Energy Rantau Dadap terdapat sinyal meskipun kurang stabil. Desa yang terletak didataran tinggi ini memang relatif belum bisa menikmati layanan operator telpon seluler sehingga agak menyulitkan komunikasi dengan dunia luar mengingat lokasinya yang cukup terpencil.

Survey Pendahuluan Program “Jaringan Pengetahuan Untuk Sumberdaya Berkelanjutan” – Pertemuan dengan Camat Kota Agung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan

Pada tanggal 18 agustus 2020 sebagai awalan kegiatan survey pendahuluan ditingkat tapak program “ Jaringan Pengetahuan Untuk Sumberdaya Berkelanjutan” dilaksanakan pertemuan dengan  Camat Kota Agung, pertemuan dilaksanakan di kantor Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat. Kecamatan Kota Agung menjadi salah satu dari 2 kecamatan yang menjadi sasaran program yang akan dilaksanakan mulai bulan ini. Agenda pertemuan kali ini adalah paparan program dan permohonan dukungan serta ijin dari pihak pemerintahan Kecamatan Kota Agung untuk melakukan survey awal dan pelaksanaan program selanjutnya. Secara umum Camat Kota Agung bapak Marsi SE,MM menyambut baik rencana pelaksanaan program dan secara resmi mengeluarkan surat ijin pelaksanaan program.

Audiensi Yayasan Penabulu dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan

Mulai Agustus 2020 Yayasan Penabulu dengan dukungan dari Ford Foundation akan melaksanakan program baru yaitu “Jaringan Pengetahuan Untuk Sumberdaya Berkelanjutan”. Program ini akan dilaksanakan sampai dengan tahun Juni 2021 dan area sasaran program adalah desa-desa yang berada diwilayah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.Untuk mengawali pelaksanaan program maka pada tanggal 18 Agustus 2020 tim Yayasan Penabulu melakukan audiensi ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, pada pertemuan ini  tim penabulu diterima oleh sekretaris Bappeda Kabupaten Lahat yaitu Bapak Ir, Faizal Amrie, Msi. Tujuan dilaksanakannya pertemuan kali adalah 1. Perwakilan Yayasan Penabulu menyampaikan rencana pelaksaan program di dua kecamatan di kabupaten Lahat dan yang Pada pertemuan kali ini perwakilan Yayasan Penabulu menyampaikan rencana pelaksanaan program di wilayah kabupaten Lahat; 2. Permohonan ijin untuk melakukan kegiatan pertama yaitukegiatan survey pendahuluan ditingkat tapak, yaitu di desa-desa di kecamatan Kota Agung dan kecamatan  Mulu Ulu.

Survey Pendahuluan Program-Pertemuan dengan Camat Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan

Kecamatan Mulak Ulu menjadi salah satu kecamatan target program “Jaringan Pengetahuan

Untuk Sumberdaya Berrkelanjutan yang akan dilaksanakan oleh Yayasan Penabulu dengan

dukungan Ford Foundation. Sebagai langkah awal pada tanggal 18 Agustus 202

diilaksanakan pertemuaan dengan Camat Mulak Ulu yaitu Ibu Elsye Hartuti,SSTP,M.M

agenda pertemuan ini adalah pertama untuk menjelaskan program yang akan dilaksanakan

di kecamatan Mulak Ulu, kedua yaitu permohonan surat ijin untuk melakukan survey awal

pendahuluan program.

Dari pertemuan ini pihak pemerintahan kecamatan Mulak Ulu

menyambut baik rencana pelaksanaan program yang akan dilaksanakan di beberapa desa

wilayah kecamatan Mulak Ulu, dberharap program yang dilaksanakan sesuai denga

kebutuhan yang ada. Dalam kesempatan ini Camat Mulak Uljuga memberikan

dukungan secara formal dalam bentuk surat ijin pelaksanaan program

Pertemuan Relawan Sungsang Bersih dan Bank Sampah Sungsang Bersih

Pada tanggal 15 Agustus 2020 bertempat di Sungsang, diadakan pertemuan dengan pengurus Bank Sampah dan relawan Sungsang Bersih, kegiatan ini dilaksanakan untuk berbagi informasi  pelaksanaan dan kendala Bank Sampah dalam situasi pandemik. Tim relawan Sungsang Bersih ini terdiri dari 5 orang yang seluruhnya adalah anak muda di Kecamatan Banyuasin II, relawan Sungsang Bersih ini sebagai kelanjutan program Jumat Bersih yang selama ini sudah berjalan di Kecamatan Banyuasin II, relawan Sungsang Bersih ini dibentuk dan dikoordinir oleh pemerintah Kecamatan Banyuasin II, tim relawan ini menjadi ujung tombak pelaksanaan program “Jumat Bersih” di Kecamatan Banyuasin II.

Pertemuan Anggota Rumah Budaya Sungsang Kecamatan Banyuasin II

Dalam program lalu di Kecamatan Banyuasin II, Yayasan Penabulu  bersama dengan para pemuda di di Kecamtan Banyuasin II menginisiasi pengaktifan “Rumah Budaya Sungsang”. Rumah Budaya ini diharapkan menjadi pusat kegiatan bagi pemuda-pemudi Kecamatan Banyuasin II. Program Yayasan Penabulu di Kecamatan Banyuasin II sempat vakum karena adanya kebijakan bekerja dari rumah sebagai bentuk antisipasi pencegahan penularan virus Covid-19. Pada bulan Agustus ini mulai diaktifkan kembali kegiatan di Kecamatan Banyuasin II, untuk itu pada tanggal 15 Agustus 2020 dilaksanakan pertemuan antara pendamping dengan  pemuda-pemudi yang aktif di Rumah Budaya, pada pertemuan kali ini membahas tentang kondisi dan situasi yang dihadapi saat adanyanya pandemik, banyak kegiatan yang direncanakan belum bisa terlaksana karena adanya pembatasan akbibat Covid 19, dan mulai proses diskusi untuk rencana kegiatan kedepannya. Banyak anggota dari Rumah Budaya Sungsang sudah menamatkan pendidikannya pada jenjang SMU tetapi tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Dari pertemuan ini di sampaikan ada beberapa anggota Rumah Budaya Sungsang yang sudah dipercaya untuk menjadi pengurus  kelompok Swadaya Masyarakat di Desa Sungsang 3, Pengurus Kelompok Sadar Wisata Kecamatan Banyuasin II dan menjadi pemandu wisata.

Rapat Koordinasi Yayasan Penabulu dengan Kelompok Masyarakat Peduli API Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir

Pada tanggal 14 Agustus 2020 dilaksanakan diskusi antara Yayasan Penabulu dengan Perwakilan Kelompok Masyarakat Peduli Api (KMPA) se desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, KMPA ini dibawah koordinasi pemerintah desa Muara Meda dak Pokmas Satya Mandiri. Desa Muara Medak merupakan salah satu desa rawan kebakaran di  Kecamatan Bayung Lencir selain  Mangsang dan Kepayang. Tahun 2019 Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan (Karhutbunah) terjadi diantaranya didusun 5,8 dan 7 Desa Muara Medak. Kelompok Masyarakat Peduli API (KMPA) dibentuk sebagai salah satu upaya mandiri desa dalam membantu kegiatan pencegahan Kebakaran Hutan,Kebun dan Lahan yang sampai dengan tahun 2019 masih terjadi. Dalam kegiatan ini dirumuskan bagaiman strategi pencegahan dini yang bisa dilakukan masyarakat secara mandiri dengan pemerintah desa. Kegiatan pencegahan Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan ini nantinya akan dibawah koordinasi kelembagaan yang dibentuk di tingkat pemerintahan desa yang disebut dengan Program Kerja Masyarakat (Pokmas) Setya Mandiri.