Menabung Sampah untuk Meningkatkan Kepedulian Lingkungan dan Mendapatkan Keuntungan Ekonomi

Bank Sampah Cendekia dan Bank Sampah Cikupa

 

Pada periode kedua kemitraan antara Penabulu dengan PT. JAPFA Comfeed Indonesia TBK, Program Sekolah Hijau JAPFA mulai difokuskan untuk mendampingi dua Bank Sampah Sekolah. Periode kedua dimulai pada 4 Maret 2019 dan berakhir pada 2019. Namun, pada perkembangannya dilakukan adendum untuk memperpanjang kerja sama hingga 20 desember 2019. Pada periode kedua ini fokus program diarahkan kepada Penambahan Nilai Tambah Sampah Sekolah Melalui Peningkatan Kapasitas Sekolah dan Bank Sampah.

Bank Sampah di kedua wilayah dampingan sebenarnya sudah terbentuk sejak akhir tahun 2018. Bank Sampah SDN Cikande 3 yang kemudian dinamakan dengan Bank Sampah Cendekia didirikan pada 24 November 2018 sedangkan Bank Sampah SDN Cikupa 1 didirikan pada 20 Desember 2018. Namun, pada awal terbentuknya, Bank Sampah belum bisa berjalan karena pengurus belum aktif.

Mengagas bank sampah menjadi bagian penting dalam Program Sekolah Hijau JAPFA. Hal ini karena Bank Sampah dibentuk dalam rangka menjaga kualitas dan pencemaran lingkungan yang kerap terjadi karena banyaknya sampah yang tak terkelola. Membangun bank sampah merupakan salah satu kegiatan yang tepat sasaran untuk mengedukasi para siswa, guru dan orang tua untuk memahami pentingnya peduli lingkungan dan membangun kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.

Memulai proses baru bukan hal mudah dalam mewujudkan bank sampah, namun berkat kegigihan tim pelaksana lapangan, sedikit demi sedikit budaya menabung sampah pun mulai terbangun. Di SDN Cikupa 1 kini telah memilah sampah.

Menurut Ibu Rosmala, Bendahara bank Sampah SDN Cikupa 1, “harganya berbeda-beda, paling mahal botol dan gelas air mineral. Semua dicatat dalam buku tabungan bagi warga yang memberikan sampahnya,” paparnya.

Setiap seminggu atau dua minggu sekali, para siswa dan warga sekitar yang jadi nasabah bank sampah, menyetorkan sampah rumah tangga mereka setelah dipilah sesuai dengan jenisnya. Sampah Anorganik yang diterima di Bank Sampah SDN Cikupa 1 terdiri dari beberapa kategori seperti kertas, Duplex, PET kemasan botol, kemasan bekas sachet makanan, besi, alumunium, emberan, kerasan, Aro, LD Galon, Plastik Bening, kaleng dll.

Rata-rata yang laku di jual ke pengepul/bandar rongsokan, biasanya diterima oleh bank sampah. Untuk kertas nantinya bisa di daur ulang sendiri di bank sampah dan dijual ke Penabulu dan JAPFA. Tentunya tujuan utama ikut menabung di bank sampah ini bukan karena semata nominal uang yang didapat. Akan tetapi, seberapa besar usaha para siswa, guru, dan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah untuk mengurangi sampah. Minimal bisa mengelola sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga masing-masing. Targetnya kegiatan menabung di bank sampah ini bisa berkontribusi untuk permasalahan sampah di sekolah.