Membangun Bisnis Berkelanjutan dan Transformasi Pasar Menuju Kehidupan Pedesaan yang Layak

Industri kelapa sawit telah memainkan peran penting dalam perekonomian nasional Indonesia. Kontribusi minyak kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 2,46% pada tahun 2018 atau peringkat tertinggi di antara sektor non-migas (investor.id, 2018). Industri kelapa sawit juga membawa dampak positif bagi pembangunan daerah karena wilayah perkebunan kelapa sawit tersebar di banyak daerah di Indonesia, setidaknya di 24 provinsi (BPS, 2018). Industri kelapa sawit menyerap 4,2 juta langsung atau pada lapangan kerja pertanian, termasuk 1,5 juta petani kecil dan sekitar 12 juta lapangan kerja tidak langsung (Departemen Pertanian, 2018).

Potensi permintaan minyak sawit Indonesia masih sangat tinggi di masa depan meskipun ada juga tantangan dari komunitas domestik dan internasional untuk praktik yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan dari industri kelapa sawit Indonesia. Indonesia masih merupakan kontributor terbesar untuk produksi minyak sawit dunia, yaitu 35 juta ton atau sekitar 54% dari 64 juta ton produksi minyak sawit dunia (Kementerian Pertanian, 2018).

RESBOUND adalah proyek tiga tahun, yang dilaksanakan oleh ICCO Cooperation bersama Yayasan PENABULU dan PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) dengan dukungan dari European Union. Tujuan dari program ini diantaranya adalah untuk memperkuat inisiatif stakeholder dan para pemangku kepentingan dalam mendukung kehidupan pedesaan yang layak bagi petani kecil dan pekerja di perkebunan kelapa sawit melalui perumusan Community and Corporate Sosial Responsibility (CCSR); penguatan desa dan BUMDES serta komunitas lokal di 10 desa di Kabupaten Kapuas Hulu di Provinsi Kalimantan Barat, dan 10 desa di tiga kabupaten (Langkat; Serdang Bedagai; Deli Serdang) di Provinsi Sumatera Utara.

Untuk meluncurkan inisiatif RESBOUND, ICCO bekerja sama dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) melakukan diskusi panel pleno dan lokakarya paralel pra-peluncuran pada tanggal 19 November 2019 bertempat di Merchantile Athletic Club (World Trade Centre I, 18th Floor, Jl. Jend. Sudirman No.Kav 29-31, Jakarta yang bertujuan untuk:

  • menginformasikan pemangku kepentingan utama tentang inisiatif RESBOUND tentang integrasi desa dan perusahaan dalam pembangunan
  • mengumpulkan input untuk RESBOUND, relevansi meningkat di antara para pemangku kepentingan terkait
  • menyediakan ruang bagi partisipasi dan komitmen di antara para pemangku kepentingan utama untuk Implementasi RESBOUND
  • mendukung bisnis dengan rantai pasokan untuk menembus pasar global dengan memenuhi standar keberlanjutan.

 

Kegiatan peluncuran program RESBOUND ini dihadiri oleh 80 orang partisipan yang berasal dari korporasi, Organisasi Masyarakat Sipil dan media dengan sambutan dari:

  • Sihol P. Aritonang, Ketua IBCSD
  • Vincent Piket, Ambassador EU
  • Lenneke Braam, ICCO Cooperation

 

Diskusi panel yang dimoderatori oleh Indah Budiani, Direktur Eksekutif IBCSD, menghadirkan:

  • Leroy Samy Uguy, Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
  • Antonius Pamero, Wakil Bupati Kalimantan Barat
  • Budi Santosa, Yayasan Konservasi Alam Nusantara
  • Agus Winarno, SCRD Head of GAR
  • Aditya Bayunanda, Direktur Policy, Sustainability & Transformation, WWF Indonesia

Konferensi pers kegiatan peluncuran program RESBOUND telah dipublikasikan di media sosial dan elektrika, bisa dibuka dalam link

https://www.youtube.com/watch?v=gym-JVUDZ6s&feature=youtu.be

https://wartakota.tribunnews.com/2019/11/19/icco-cooperation-dan-ibcsd-luncurkan-program-resbound

https://www.tribunnews.com/bisnis/2019/11/19/icco-cooperation-dan-ibcsd-luncurkan-program-resbound

https://www.portonews.com/2019/keuangan-dan-portfolio/perdagangan-dan-jasa/sinergi-csr-perusahaan-dan-masyarakat-perkebunan-sawit/

https://foto.okezone.com/view/2019/11/19/4/59593/transformasi-pasar-dan-bisnis-kelapa-sawit-berkelanjutan

https://equator.co.id/launching-nasional-resbound-wabup-kapuas-hulu-diundang-khusus-mewakili-kalbar/

Rapat Koordinasi Program Prioritas Pemetaan Wilayah Desa dan Perbaikan Aspek Kependudukan Masyarakat Desa Hutan

Rapat Koordinasi Program Prioritas Pemetaan Wilayah Desa dan Perbaikan Aspek Kependudukan Masyarakat Desa Hutan
November 15, 2019


Setelah ditetapkan program prioritas yang akan di laksanakan ditingkat tapak maka pada tanggal 5 September 2019 bertempat di Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin dilaksanakan kegiatan rapat koordinasi program pemetaan wilayah desa dan perbaikan aspek kependudukan masyarakat desa dan hutan. Rapat koordinasi ini dilakukan dengan tujuan: 1) Membangun kesepahaman para pihak tentang pemetaan wilayah desa, 2) Membangun kesepahaman tentang data pendudukan masyarakat desa hutan.

Rapat koordinasi ini dihadiri oleh perwakilan dari ZSL Kelola Sendang, perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Musi Banyuasin, perwakilan desa-desa di wilayah area model 1 yaitu desa Kepayang, Muara Medak, Sako Suban dan Pangkalan Bulian, Perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Banyuasin, KPH Meranti, perwakilan kecamatan Tungkal, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Musi Banyuasin dan Yayasan Penabulu.

Hasil rapat koordinasi telah disepakati rencana tindak lanjut sebagai berikut :

Terkait dengan Pemetaan Wilayah Desa :
Mengusulkan adanya Desa Model, untuk dilakukan pemetaan batas desa hingga tuntas.
Resolusi Konflik, menyelesaikan konflik yang ada di Desa Model ini sampai pada tingkat kecamatan.
Terkait dengan kependudukan :
Inventrasisasi kebutuhan warga di tiap desa agar menyelesaikan dokumen administrasi kependudukan.
Inventarisasi permasalahan yang ada di masyarakat untuk dicarikan solusi dan diselesaikan.
Tata Kelola Pemanfaatan Kawasan Hutan :
Inventarisasi usulan memuat informasi detail kebutuhan umum masyarakat, seperti : Jalan, Fasilitas umum, Fasilitas Sosial, Kelistrikan, dan akses kelola legal masyarakat untuk bisa nantinya direalisasikan merujuk pada aturan yang sudah ada.

Kegiatan Perbaikan Data dan Administrasi Kependudukan di Desa Pangkalan Bulian

Kegiatan Perbaikan Data dan Administrasi Kependudukan di Desa Pangkalan Bulian
November 15, 2019

Dalam rangka perbaikan data dan administrasi kependudukan di area model 1 khususnya di desa Pangkalan Bulian maka pada tanggal 9 sampai dengan 10 September 2019, Yayasan Penabulu dan Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil turun kelapangan untuk melakukan pendataan penduduk.

Dari hasil turun lapangan mendapatkan hasil rekap pengajuan perbaikan data sebagai berikut :

67 Pengajuan pengurusan dokumen Kartu keluarga
49 Pengajuan pengurusan dokumen Akta Kelahiran
123 Pengajuan pengurusan Kartu Identitas Anak
124 Pengajuan pengurusan Kartu Tanda Penduduk
Permintaan pencatatan data kependudukan tidak bisa langsung dilakukan verifikasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Banyuasin Asin karena terkendala jaringan komunikasi internet, sehingga proses verifikasi baru bisa dilakukan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Sekayu.

Masyarakat antusias terhadap kegiatan karena selama ini mereka mengalami kesulitan dalam melakukan pencatatan status kependudukan. Kegiatan ini rencananya akan dilakukan secara rutin sehingga administrasi kependudukan di desa Pangkalan Bulian bisa diperbaharui.

Pelatihan Dasar Pemetaan untuk Desa Di Area Model 1

 

Pelatihan Dasar Pemetaan untuk Desa Di Area Model 1
November 15, 2019


Kegiatan Pelatihan Dasar Pemetaan untuk Desa dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2019 di Batang Hari Leko dengan peserta dari dari pihak desa dan juga dari pihak kecamatan, jumlahnya yaitu 13 orang peserta, 4 orang dari Desa Pangkalan Bulian, 5 orang dari Desa Lubuk Bintialo, Desa Sako Suban mengirim wakilnya 2 orang, dan dari pihak Kecamatan Batanghari Leko 2 orang peserta, tujuan dilaksanakan pelatihan ini adalah :

Mensosialisasikan pentingnya batas desa serta tahapan penetapan dan penegasan sesuai Permendagri No.45 Tahun 2016,
Memperkenalkan dasar-dasar pemetaan bagi aparat desa,
Mendorong terpenuhinya kebutuhan tenaga teknis desa yang memahami dasar-dasar pemetaan dalam mendukung proses penetapan dan penegasan batas desa.
Kegiatan pelatihan pemetaan dasar ini diselenggarakan untuk apparat desa karena dalam proses penertapan dan penegasan batas desa, pihak desa harus terlibat aktif baik dengan menyediakan infromasi untuk dijadikan acuan batas, melakukan pelacakan batas yang sudah disepakati. Data hasil pelacakan batas batas desa yang telah disepakati menjadi dasar dalam penyusunan peta batas desa yang nantinya disahkan dengan peraturan bupati/walikota

Kegiatan pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama adalah sesi dalam kelas dengan materi batas-batas dan aturan Permendagri 45 Tahun 2016 dan dasar-dasar pemetaan yaitu agar peserta memahami teknis dasar pembuatan peta yang baik dan benar. Sesi kedua adalah praktik dasar-dasar pemetaan diluar ruangan yang fokus pada pelatihan penggunaan alat GPS dan pemidndahan GPS ke PC/Laptop. Materi penggunaan GPS terdiri dari marking, tracking dan finding a waypoint.Setelah peserta praktik pemakain GPS maka tahapan pelatihan selanjutny adalah bagaimana memindahkan data. Tahap ini dimaksudkan agar data yang ada di GPS bisa diolah dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan, dalam pelatihan ini yaitu untuk membuat peta batas desa.

Pelatihan Administrasi Keuangan Bagi Pengurus Bank Sampah

Program Sekolah Hijau JAPFA pada Kamis, 14 November 2019, menyelenggarakan Pelatihan Administrasi keuangan bagi pengurus bank sampah sekolah. Pelatihan diselenggarakan di ruang pertemuan JAPFA Cikupa dan diikuti oleh 5 orang pengurus Bank Sampah Sekolah Cendekia Cikande dan 6 orang pengurus Bank Sampah Sekolah SDN Cikupa 1. Pelatihan diisi oleh Fathia Ratna Wulan, Finance Management Expert dari Yayasan Penabulu.

Pelatihan diselenggarakan untuk memberikan pembekalan bagi pengurus bank sampah dalam pencatatan keuangan. Hal ini dilakukan karena pengurus bank sampah tidak memiliki pengalaman dalam mengelola keuangan dan tidak memiliki latar belakang pendidikan terkait pengelolaan keuangan. Program Sekolah Hijau JAPFA yang mendampingi kedua bank sampah melihat adanya kelemahan pengurus dalam mengelola keuangan. Padahal, Bank Sampah saat ini mulai menargetkan untuk menambah dan memperluas nasabah yang tentu saja berkorelasi dengan bertambahnya catatan transaksi keuangan sehingga perlu dikembangkan mekanisme pencatatan keuangan yang lebih baik.

Pelatihan dikemas dengan metode yang menyenangkan agar lebih mudah diterima oleh Pengurus Bank Sampah. Pelatihan terbagi menjadi dua sesi yang mana sesi satu adalah penjelasan tentang catatan transaksi harian, neraca dan jurnal rugi laba. Fathia selaku pelatih menjelaskan dengan bahasa yang sederhana sekaligus dengan contoh-contoh kegiatannya. Pada sesi ini, peserta bebas menginterupsi pelatih dengan bertanya jika ada hal yang tidak dipahami Ibu Dewi Pengurus Bank Sampah Cendekia-Cikande mengungkapkan, “dari penjelasan Mbak Tia, kami jadi memahami pencatatan transaksi keuangan,” ungkap Ibu Dewi Pengurus Bank Sampah Cendekia-Cikande.

Pada sesi kedua, peserta pelatihan mulai mempraktikkan hal-hal yang didapat pada sesi pertama. Masing-masing Bank Sampah diminta untuk membuat pembukuan secara manual dengan buku besar. Peserta secara partisipatif membuat kolom-kolom di buku dan kemudian mencatat transaksi keuangan dari aktivitas bank sampah yang sudah dilakukan dalam beberapa bulan yang lalu. “Kami belajar dan langsung mempraktikkan pencatatan keuangan berdasarkan transaksi yang kami lakukan sehingga kami tahu transaksi tersebut masuk katagori apa dan harus dicatat di kolom yang mana,” terang Ibu Sumarsih, Pengurus Bank Sampah SDN Cikupa.

Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah Program Sekolah Hijau JAPFA akan melakukan pendampingan untuk memberikan bimbingan teknis. Dengan pelatihan dan bimbingan teknis, Pengurus Bank Sampah diharapkan mampu membuat laporan bulanan, tiga bulanan dan juga laporan tahunan. Adanya laporan tersebut akan menjadikan bank sampah menjadi lembaga yang transparan dan memiliki akuntabilitas. Bank Sampah juga akan memiliki kesigapan yang lebih baik dalam menghadapi peluang di masa yang akan datang dengan semakin bertambahnya nasabah.

Sosialisasi Pengembangan Demplot Penanggulangan Hama Tikus Melalui Predator Alami di Kecamatan Karang Agung Ilir

Sosialisasi Pengembangan Demplot Penanggulangan Hama Tikus Melalui Predator Alami di Kecamatan Karang Agung Ilir
November 13, 2019

Sosialiasi pengembangan demplot penanggulangan hama tikus melalui predator alami di Kecamatan Karang Agung Ilir dilaksanakan pada tanggal 26 September 2019 bertempat di kantor kecamatan Karang Agung Ilir, kegiatan sosialisasi ini dilakukan sebagai bagian dari rencana aksi di area model 3 untuk membantu para petani mengatasi persoalan hama tikus. Selama ini penanggulangan hama tikus sudah dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan pemasangan pagar fiber diseliling area persawahan, tetapi cara ini dirasa kurang efektif pertama karena lahan pertanian cukup luas dan biaya pemasangan fiber cukup mahal. Menjawab persoalan tersebut Yayasan Penabulu dan sesuai kesepakatan forum merencanakan pengembangan demplot penanggulangan hama tikus melalui predator alami yaitu tyto alba yaitu sejenin burung hantu.

Tujuan sosialisasi ini adalah 1) Mengenalkan pengendalian hama tikus secara terpadu dengan menggunakan burung serak jawa (tyto alba) sebagai predator alami, 2) Mendorong skema kolaboratif pengendalian hama tikus menggunakan predator alami

Burung hantu merupakan musuh alami yang dapat memberikan prospek yang baik dalam mengendalikan tikus. Pemanfaatan burung hantu adalah cara pengendalian tikus yang ramah lingkungan, karena dengan memanfaatkan burung hantu, lingkungan tidak akan tercemar oleh racun ataupun zat polutan lainnya. Burung hantu aktif pada malam hari (nocturnal), tidak bersifat migratory, dapat dikembangkan di areal persawahan, dapat bersarang pada kandang buatan (gupon) dan umumnya sebagai binatang penetap 1,6 – 5,6 km sekitar sarang.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakila kecamatan, Karang Agung Ilir, perwakilan masayarakat dari desa Tabala Jaya dan Sumber Rezeki, dan mengundang pakar tyto alba dari Yogyakarta yaitu bapak Lim sin Wen, dalam paparannya bapak Lim menyatakan bahwa tytp alba ini sangat efektif untuk menjadi predator tikus .

Sebelum pemasangan demplot dilakukan akan dilaksanakan terlebih dahulu assessment di dua desa yaitu desa Tabala Jaya dan desa Sumber Rezeki dan pembuatan kesepakatan dengan kelompok tani dimana demplot akan dipasang. Kegiatan assement akan dilaksanakan setelah kegiatan sosialisasi dengan melibatkan masyarakat, assessment dilakukan dengan metode pengamatan pada siang dan malam hari.

Sosialisasi Gerakan Masyarakat Memanen Air Hujan (GEMAH) untuk Pemenuhan Air Bersih di Kecamatan Banyuasin II dan Karang Agung Ilir

Sosialisasi Gerakan Masyarakat Memanen Air Hujan (GEMAH) untuk Pemenuhan Air Bersih di Kecamatan Banyuasin II dan Karang Agung Ilir
November 13, 2019


Pada tanggal 21 dan 22 September 2019 dilaksanakan kegiatan sosialisasi “ Gerakan Masyarakat Memanen Air Hujan (GEMAH) untuk Pemenuhan Air Bersih di Kecamatan Banyuasin II dan Karang Agung Ilir Sosialiasi ini dilaksanakan sebagai langkah awal pengenalan pemanenan air hujan sebagai salah satu alternative pemenuhan air bersih di masyarakat sebelum nantinya akan dibuat demplot instalasi PAH

Kegiatan sosialisasi “ Gerakan Masyarakat Memanen Air Hujan (GEMAH) untuk Pemenuhan Air Bersih dilaksanakan dalam 2 hari di dua kecamatan, tujuan dari sosialisasi ini adalah 1) Pengenalan instalasi pemanenan air hujan sebagai alternative pemenuhan kebutuhan air konsumsi masyarakat yang berkualitas dalam jumlah yang cukup, 2) Sosialiasi pembangunan demplot instalasi panen air hujan, 3) Mendorong mekanisme gotong royong untuk pemenuhan air bersih mayarakat, 4) Mendorong ketahanan air bersih sebagai pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat secara berkelanjutan melaluin manajemen air yang baik.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banyuasin, perwakilan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, perwakilan masyarakat dari dua kecamatan yaitu Karang Agung Ilir dan Banyuasin II, kegiatan ini dihadiri juga oleh pemateri ahli PAH yaitu ibu Sri Wahyuningsih.

Kegiatan sosialiasi berjalan dengan lancer dan mendapat sambutan baik dari perwakilan pemerintan maupun masyarakat, dari kegiatan ini dihasilkan beberapa kesepakatan diantaranya yaitu 1) Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Banyuasin: 2) Kecamatan mendorong desa untuk membangun instalasi PAH menggunakan dana desa 3) Desa sepakat menerima pengembangan demplot instalasi PAH.

Workshop Pertemuan Ahli Gambut