Dengan dukungan SAID, desa Mantan, Tua’ Abang dan Marsedan Raya di Kapuas Hulu mengaku siap mengikuti Program Desa Cerdas KEMENDESA PDTT, meski tidak diusulkan Kabupaten
Untuk mendukung tata kelola Desa Cerdas sesuai dengan program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Yayasan Penabulu, melalui proyek RESPONSIBLE AND SUSTAINABLE INDONESIA PALM OIL PLANTATION (RESBOUND) yang didanai oleh Uni Eropa telah mengembangkan Sistem Administrasi dan Informasi Desa (SAID). Untuk tahap pertama SAID diterapkan di 3 desa Model CCSR di Kecamatan Semitau dan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu di desa Marsedan Raya, Tua’ Abang dan desa Mantan. “Diharapkan dari 3 desa model tersebut penerapan SAID dapat direplikasi oleh desa-desa lainnya sehingga penerapan digitalisasi administrasi dan informasi desa dapat meluas dan mendukung Program Desa Cerdas KEMENDESAPDTT,” ungkap Stephanus Mulyadi, Koordinator RESBUOUND KALBAR. Desa Marsedan Raya, Desa Tua’ Abang dan desa Mantan memang tidak termasuk 15 Desa Cerdas yang diajukan oleh Kabupaten Kapuas Hulu. Namun ketiga desa yang menjadi model desa CCSR ini secara mandiri mengaku siap menerapkan program desa Cerdas secara mandiri, karena Desa Cerdas dinilai merupakan program yang bagus bagi kemajuan desa.
Aktivitas pengembangan Sistem Administrasi dan Informasi Desa di 3 desa model tersebut berlangsung selama 4 bulan. Tahap pertama dilakukan pengembangan sistem, survey dan pelatihan pengumpulan data yang berlangsung 1-7 September 2021 lalu. Kemudian dilanjutkan pengumpulan data secara partisipatif oleh enumerator dari ketiga desa tersebut. Dan pada tahap ketiga pengembangan aplikasi SAID, training partisipatif dan asistensi penginputan data serta sosialisasi dan submit data ke aplikasi SAID, yang berlangsung dari tanggal 20-22 Januari 2022 di aula kantor desa Marsedan Raya. “Keunggulan SAID adalah selain memiliki tools yang lengkap terkait informasi dan data penting desa, termasuk data komoditas unggulan desa, juga sangat mudah dioperasikan oleh SDM yang ada di desa serta ofline. Jadi tidak membutuhkan jaringan internet untuk menjalankan aplikasi SAID. Hal itu dimaksudkan untuk membantu desa-desa yang belum terjangkau jaringan internet. Jika desa sudah memiliki website, SAID tinggal diintergrasikan saja ke website desa,” jelas Stephanus Mulyadi.
Saat membuka training, Bapak Wan Meyadi, S.AP, Sekcam Semitau, mengungkapkan bahwa data memang sangat penting bagi desa. Dengan data yang lengkap dan akurat ditunjang sistem data yang bagus, desa akan sangat mudah merencanakan dan menentukan arah pembangunan desa. Oleh karena itu Wan Meyadi menyampaikan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada RESBOUND atas dukungannya terhadap desa di kecamatan Semitau dan Suhaid. Selain itu, saat ini penting sekali desa memiliki data digital yang akurat dan mudah diakses terutama menyangkut data warga dan data potensi desa. Kehadiran SAID menambah lagi sumbangan RESBOUND dalam mendukung penguatan kapasitas pemerintah desa dalam tata kelola desa dan menjalin kemitraan multi pihak dengan perusahaan yang ada di wilayah mereka serta dengan pemerintah kabupaten. Itu sangat kita apresiasi, pungkas Wan Meyadi,
Sementara itu Bapak Made, mewakili Camat Suhaid, mengingatkan agar peserta dapat benar-benar memanfaatkan kesempatan training itu dengan sebaik-baiknya. Karena dengan adanya aplikasi SAID ini tentunya sangat membantu aparatur desa dalam meningkatkan pelayanan kepada wargannya. Dalam kesempatan yang sama Kapolsek Semitau juga mengaku sangat terbantu dengan adanya SAID di desa. “Dengan adanya aplikasi SAID ini tentu desa juga dapat mendata ladang dan kebun warga sehingga memudahkan pihak keamanan membantu untuk meminimalisir bencana kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya.
Eko Sujatmo, dari Desa Lestari yang merupakan trainer kegiatan tersebut menjelaskan bahwa tata kelola desa berbasis system data sangat penting dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. Keberhasilan pembangunan desa adalah hasil dari perencanaan pembangunan desa yang baik, yang memberikan gambaran tujuan yang ingin dicapai dan strategi dalam mencapainya, sekaligus menjadi pedoman bagi pemerintahan desa dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan perencanaan yang baik desa dapat memperkirakan asumsi baik dan buruk yang nantinya dapat terjadi sehingga dapat meminimalkan ketidakpastian. Perencanaan juga memberikan kesempatan pemerintah desa untuk memilih berbagai strategi terbaik dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu perencanaan harus rasional, bukan berdasarkan emosi dan perkiraan-perkiraan yang tidak berdasar. Dan yang terpenting adalah perencanaan harus dimulai dari fakta dan berbasiskan data yang akurat dan terkelola dengan baik. Di situlah SAID mendapat arti pentingnya, kata Eko Sujatmo.
Mudahnya melakukan perencanaan desa ketika sudah memiliki data dirasakan oleh peserta pelatihan saat mereka mendapat tugas latihan perencanaan pembangunan desa. Mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk merencanakan aktifitas pembangunan desa karena sudah memiliki data. “Memang, kita akan sangat mudah dalam menyusun rencana pembangunan desa ketika semua data di desa sudah kita miliki dan tentunya pembangunan di desa akan tepat sasaran karena didasari dengan data yang jelas, “ ungkap Moses Sion, Kades Mantan yang juga menjadi peserta pelatihan SAID.
Secara teknis peserta juga diajari bagaimana menginstal software aplikai SAID dan cara mengentry data ke aplikasi. Yudis, trainer teknis mengajari pserta langkah-demi langkah, Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan fitur dan alur operasional aplikasi SAID. Setelah itu peserta didampingi dalam pengisian form system dan dengan begitu aplikasi SAID sudah dapat digunakan sesuai kebutuhan di desa. Sebuah catatan penting diberikan adalah data yang diambil oleh enumerator yang ditugaskan desa harus benar-benar akurat sesuai dengan kondisi dilapangan. Diakhir pelatihan para peserta mengaku sangat puas atas training SAID dan menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada RESBOUND yang sudah menjawab kebutuhan pemerintahan desa akan adanya aplikasi data yang berbasis offline. Kegiatan workshop dan pelatihan perencanaan pembangunan desa berbasis system data untuk mendukung tata kelola desa cerdas secara resmi juga ditutup oleh Stephanus Mulyadi, Kordinator proyek RESBOUND [Jun-AC.3.6]