Beritapagi.co.id 28 Februari 2020: Sustainable Management dan Peluang Pendanaan Untuk Lanskap Sembilang Dangku Diharapkan Bisa Berjalan

Gesahkita.com 28 Februari 2020 : Menanti Perhatian Lebih Jauh Terkait Sustainable Kelola Sembilang Dangku

Haluansumatera.com 28 Februari 2020: Sumsel Komitmen Terus Mengembangkan Pembangunan Hijau di Bumi Sriwijaya

Koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Musi Banyuasin

Dalam rangka persiapan pengembangan basis data desa yang akan dilaksanakan pada bulan Februari 2020 di desa Pangkalan Bulian, Yayasan Penabulu melakukan koordinasi dengan perwakilan dinas Dukcapil Kab. Musi Banyuasin dalam hal ini diwakili oleh kepala Bidang Kependudukan, seperti yang di sampaikan oleh Kepala Bidang Kependudukan Dinas Dukcapil Kab Musi Banyuasin pengembangan basis data desa merupakan langkah yang baik karena selama ini masalah utama pencatatan kependudukan karena lemahnya data internal desa, sedangkan pencatatan kependudukan mengacu kepada data internal desa, dalam kesempatan kali ini juga disampaikan bahwa kegiatan legalitas administrasi kependudukan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak bisa melakukan dengan metode jemput bola atau pelayanan langsung dengan turun kedesa-desa dikarenakan adanya kendala anggaran yang tidak memungkinkan dilaksanakan di desa Pangkalan Bulian.

Kegiatan pelayanan langsung pencatatan kependudukan dengan metode jemput bola akan dilaksanakan di desa Kepayang, salah satu alasan desa Kepayang dipilih menjadi lokasi target karena data penduduk didesa cukup bermasalah misalnya banyak warga yang memiliki dua data kependudukan, banyak warga pendatang. Dengan adanya pengembangan data desa maka persoalanan kependudukan akan diketahui dan bisa dicarikan jalan keluar agar penduduk desa bisa memiliki dokumen kependudukan secara legal.

Lokakarya Peluang Pendanaan Lanjutan Kemitraaan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku, Sumatera Selatan

Lokakarya ini dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Februari 2020. Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Memetik pembelajaran dari aspek tata kelola, 2) Mensintesis pembelajaran untuk mengumpulkan ide penggalangan pendanaan lebih lanjut. Perwakilan dari beberapa pihak terkait turut hadir dalam forum ini diantaranya ZSL Kelola Sendang, Dinas Kehutanan Provinsi, Bappeda Provinsi, DLHP Provinsi, BRG, Balai KSDA KPH Meranti, Bappeda Kab. Banyuasin, Yayasan IDH, APHI, SNV, Puter, Blue Ventures, BPPD Kab. Muba, Yayasan Belantara.

Rangkaian acara pada kegiatan ini diantaranya: 1) Pengantar moderator, 2) Laporan hasil kegiatan hari sebelumnya disampaikan oleh Project Director Kelola Sendang, 3) Sesi Paparan, 4) Arahan PSU. Diawal kegiatan moderator memberikan pengantar dengan menyampaikan bahwa acara ini diadakan untuk mereview kembali dan berbagi cerita sukses yang dicapai Kelola Sendang serta nantinya diharapkan aka nada forum yang terbentuk untuk meneruskan kegiatan Kelola Sendang.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Laporan hasil kegiatan hari sebelumnya yang disampaikan oleh Ibu Prof. Dr. Damayanti Buchori, M.Sc. Beliau menyampaikan kegiatan di hari sebelumnya  membahas petikan pembelajaran di mana anggota konsorsium menyampaikan hasil dengan dihadiri PSU/PIU Kelola Sendang dan para mitra. Sedangkan kegiatan di tanggal 28 Februari 2020 diharapkan dapat menghasilkan skema mengenai bagaimana kegiatan berlanjut setelah kelola sendang berakhir di Maret 2020. Semua elemen yang terlibat harus membangun adanya dialog-dialog yang kesemuanya didasarkan atas kemitraan.

Pembahasan mengenai hasil diskusi di hari sebelumnya dipandu oleh Bapak David Alamsyah. Beliau menyampaikan beberapa agenda yang telah dilakukan di ahri sebelumnya ialah melakukan rapat internal tentang hasil dan capaian Kelola Sendang, agenda tindak lanjut serta mengevaluasi apa yg sudah dilaksanakan. Selain itu pertemuan di hari sebelumnya juga membahas tentang petikan pembelajaran sebagai bahan diskusi dalam rangka mencari peluang pendanaan.

Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan Sesi Paparan yang disampaikan oleh Dr. Budi Wardhana sebagai Deputi Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut (BRG) dengan tema Strategi Keberlanjutan Kemitraan Kelola Sendang. Beliau menyampaikan beberapa point dalam pertemuan ini diantaranya mengenai tinjauan ulang pendekatan Lanskap Kelola Sendang, pandangannya terkait capaian Kelola Sendang, Perubahan strategis yang perlu dilakukan, serta Implementasi strategi keberlanjutan.

Selain itu, dalam sesi paparan terdapat beberapa tokoh lain yang juga menjadi pembicara yakni Ibu Regina sebagai Bappeda Provinsi Sumatera Selatan, Bapak Wan Kamil, yang mewakili area model 1 dengan tema Kemitraan dalam pengelolaan hutan secara inklusif, Bapak Hadenli Ugihan yang membahas tentang Kegiatan Restorasi Gambut di area model 2 serta Bapak Erwin Ibrahim selaku Bappeda Banyuasin dengan tema Kemitraan dalam pengembangan kawasan pesisir sungsang terutama di area model 3.

Kemudian pertemuan ini dilanjutkan dengan pemberian arahan tindak lanjut yang disampaikan oleh Ibu Regina. Berikut merupakan beberapa arahanyang disampaikan oleh beliau: 1) Meskipun secara proyek Kelola Sendang akan berakhir pada Maret 2020 namun inisiatif yang sudah dilakukan harus tetap berlanjut. 2) Negosiasi dan transparansi trade-off juga harus dilakukan di tingkat tapak, oleh karenanya pemerintah setempat harus mengetahui permasalahan yang terjadi serta berupaya melakukan penyelesaian. 3) Penguatan kapasitas stakeholder. 4) Informasi masalah yang ada di lapangan harus dirangkum dalam satu sistem (missal: menggunakan aplikasi) yang mudah dimonitor sehingga capaian dapat dievaluasi pada setiap tahap.

Kesimpulan yang bisa diambil dari kegiatan ini ialah Kelola Sendang berhasil menciptakan inovasi dan solusi dari berbagai kendala yang dihadapi sehingga Kelola Sendang bisa memberikan manfaat dalam pengelolaan lanskap. Selain itu berbagai pihak dalam forum ini juga telah setuju untuk tetap berkolaborasi melanjutkan inisiatif yang sudah dimulai Kelola Sendang dan para mitra.

Pengelolaan Lanskap Kelola Sendang

Kick-off Meeting ECHO Green, Jakarta, 5 Februari 2020

Ibu Novianty Manurung bersama dengan Ibu Vinera Aryani, Ibu Listiani Hermanto dan Ibu Riezka Andriana yang merupakan Delegasi Uni Eropa, hadir mengunjungi kantor Penabulu – Jakarta dengan tujuan kunjungan untuk membahas detail ketentuan pelaksanaan proyek “Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in The Sustainable Agriculture Sectors in Indonesia (ECHO Green)”. Delegasi Uni Eropa disambut oleh Penabulu, ICCO Cooperation, KpSHK, dan Konsil LSM.

Ibu Dida Suwarida selaku National Project Manager (NPM) ECHO Green memberikan sambutan pembuka kepada Delegasi EU.

Dalam kunjungannya, Delegasi Uni Eropa menyampaikan ada 8 hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan proyek, diantaranya:

  1. kewajiban umum;
  2. pengelolaan proyek;
  3. pemantauan dan pelaporan proyek;
  4. skema pencairan pendanaan;
  5. prosedur pemberian kontrak;
  6. dokumentasi, pengarsipan dan penyimpanan catatan;
  7. audit/verifikasi penggunaan dana;
  8. komunikasi dan visibiltas.

Ibu Novi berharap proyek ECHO Green dapat berjalan dengan sukses dan terimplementasikan dengan baik sehingga tujuan dari project dapat tercapai. Pertemuan ini ditutup dengan foto bersama EU Delegation.

Pertemuan Pertama Project Advisory Committee (PAC) ECHO Green, Jakarta, 3 Februari 2020

Pertemuan ini diadakan sebagai tindak lanjut dari proyek konsorium “Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in The Sustainable Agriculture Sectors in Indonesia (ECHO Green)” yang didanai oleh Uni Eropa, yang dilaksanakan di kantor Penabulu – Jakarta, dihadiri oleh Penabulu sebagai koordinator konsorsium dan ICCO Cooperation, Konsil LSM, dan KpSHK sebagai anggota konsorsium. Membahas sejumlah agenda penting dalam mendukung tim pelaksana proyek di tahap persiapan (Inception Phase), dengan fokus diskusi dititik beratkan pada pelaksanaan proyek dan pengeloaan dana.

Dalam diskusi perencanaan pelaksanaan proyek pada tahap persiapan disepakati beberapa hal, yaitu: (1) mekanisme koordinasi dan kerjasama anggota konsorium; (2) agenda kerja prioritas ditahap persiapan (Inception Phase); (3) agenda penandatanganan perjanjian kerjasama antara Penabulu sebagai koordinator konsorsium dengan mitra pelaksana; (4) persiapan pertemuan pertama (kick-off) dengan Delegasi Uni Eropa.

Salah satu tindak lanjut yang harus dilakukan dari hasil kesepakatan tersebut adalah seluruh lembaga anggota konsorsium diharuskan melakukan pemeriksaan status penggunaan lahan dan tata ruang pada masing-masing daerah percontohan yang menjadi tanggung jawabnya.

Monitoring Pengembangan Agroforestry Lahan Gambut Januari 2020

Monitoring lapangan terkait program pengembangan agroforestry lahan gambut dilaksanakan pada 11 Januari – 01 Februari 2020. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah Muara Medak dan Muara Merang yang merupakan bagian dari area model 2. Terdapat 2 kegiatan yang dilaksanakan yakni Monitoring penanaman bibit BPTH dan Monitoring Penanaman di Lahan Demplot.

Pada kegiatan monitoring penanaman bibit BPTH dapat diketahui bahwa proses pendistribusian bibit dari BPTH ke masing-masing anggota kelompok telah dilakukan. Proses penanaman oleh anggota kelompok di masing-masing lahan mereka juga telah dilaksanakan, namun belum terealisasikan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan beberapa anggota kelompok masih disibukkan dengan urusan desa ataupun dusun.

Kemudian tim melanjutkan kegiatan dengan memonitoring beberapa lahan milik anggota secara langsung diantanya milik pak Aan pak Solihun, dan pak Tata. Secara umum bibit yang telah ditanam dalam kondisi baik namun masih ada beberapa lahan milik warga yang masih tidak dimanfaatkan secara maksimal dan masih ditutupi semak belukar. Beberapa jenis bibit yang ditaman oleh anggota ialah sirsak, gaharu, nangka, kemiri dan durian.

Sedangkan pada monitoring penanaman di lahan demplot, proses penanaman masih belum terlaksana. Hal ini disebabkan oleh permasalahan lahan yang awalnya telah direncanakan untuk lahan demplot ternyata belum memiliki status yang pasti. Oleh karena itu diadakan beberapa petemuan untuk membahas persiapan lahan yang akan digunakan. Kemudian padatanggal 30 Januari, pengurus kelompok telah memutuskan lahan yang akan digunakan untuk lahan demplot, yaitu lahan salah satu anggota kelompok yang terletak di sebelah lahan anggota kelompok yangtelah diolah dan ditanami dengan karet.

Berdasarkan monitoring yang telah dilakukan berikut beberapa tindak lanjut yang akan dilakukan dengan kelompok tani Tumbuh Subur diantaranya: 1) Menyelesaikan proses penanaman bibit dari BPTH oleh masing-masing anggota kelompok, 2) Menyelesaikan monitoring lahan dan bibit yang telah ditanam oleh anggota kelompok, 3) Menyelesaikan persiapan lahan demplot, 4) Pengadaan bibit yang belum tersedia untuk memenuhi kebutuhan demplot, 5) Penanaman di lahan demplot.

Monitoring Pengembangan Demplot Budidaya Perikanan Rawa Gambut Januari 2020

Monitoring lapangan terkait program pengembangan budidaya perikanan rawa gambut dilaksanakan pada 11 Januari – 01 Februari 2020. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah Muara Medak dan Muara Merang yang merupakan bagian dari area model 2. Kegiatan ini ditujukan untuk memantau pengadaan material kebutuhan kolam.

Pada tanggal 25 Januari 2020 tim mendatangi lokasi kolam yang terletak di Talang Sari, Desa Muara Merang. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan, diketahui sebagian material untuk kebutuhan kolam telah didatangkan oleh PT. GAL. Beberapa material yang telah didatangkan tersebut adalah sebagai berikut; cangkul, kapak, kapur dolomit, pipa untuk penghubung antar kolam, waring untuk bibit, waring untuk pagar, dan mesin pompa air.

Semua material yang datang merupakan material yang dibuthkan untuk tahap persiapan kolam sebelum bibit ditebar. Hal ini sesuai dengan rencana teknis yang akan dilakukan PT. GAL, yang mana pengadaan material tersebut dilakukan secara bertahap berdasarkan kebutuhan per tahapan proses yang dilakukan oleh kelompok. Namun pemanfaatan material yang telah ada belum terlaksana karena pengurus dan anggota masih memiliki kesibukan yang lain.

Berdasarkan monitoring tersebut, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan bersama KTI-Sumber Makmur diantanya: 1) Menyelesaikan persiapan kolam (penaburan kapur, pasang pipa antar kolam, pasang waring), 2) Penebaran bibit, 3) Mengikuti pelatihan budidaya maggot.